Hukuman Cabut
Hukuman Cabut
Hari
senin, saya sering cabut dari kelas. Saya mengatur siasat dengan cara mengambil
kesempatan yang ada. Mengendap-endap supaya tidak ketahuan. Hari senin. Senin
adalah hari yang paling membosankan, entah karena apa. Tapi yang paling
membuatku malas adalah upacara bendera.
Sungguh
sial nasibku hari itu. saya kedapatan cabut sehingga saya dipanggil oleh guru
BP dan saya disuruh memasuki ruangan untuk menghadap Pak SL. Saya dimarahi,
kemudian dipaksa untuk menyebutkan nama-nama yang cabut. Saya pun menjawab
dengan jujur “Mesa, Aris, Dayat”. Mereka dipanggil, tetapi tidak ada yang
datang karena memang tidak sekolah pada hari penghukuman. Alhasil, hanya saya
dan anak kelas 1 SMA yang disuruh membersihkan kaca ruangan sekolah dan WC.
Kami pun bergegas untuk membersihkannya.
Tiba-tiba kami lapar. Kami ke kantin
untuk memsan nasi.
Tiba-tiba
BU Mende datang. Bukannya kenyang, kami
makin dimarahi.
“kami belum makan
bu, kalau kami sakit, siapa coba yang tanggung jawab” ucapku dengan nada pasti.
“kami makan dulu,
sebentar lagi siap ni” lanjutku untuk meyakinkan.
“ya sudah.
Selesaikan makan kalian”
Setelah
kami selesai makan, kami membayar nasi. Kemudian kami ami langsung melaksanakan
tugas yang diwajibkan.
Kami
memasuki WC. Tiba-tiba ada bau yang tidak menyenangkan, menusuk-nusuk hidung,
mengalir ke saluran pernapasan, menghujam tepat ke jantung. Jleb. Bau itu
menyebarkan suasana yang tidak menyenangkan. Saking baunya, terjadilah dialog
panjang dan sengit antara aku dengan anak kelas 1 SMA.
“cabut aja yuk”
aku mengajukan saran
“jangan! Nanti
kita kena marah”
“udah... gak
apa-apa”
“jangan laaa”
“ya sudah, kita
bersihkan saja”
“yaa”
Kami
sapu WC, tetap aja bau. Kami sirami dengan air sebanyak mungkin, tetap aja bau.
Disikat dengan kekuatan power rangers, tetap aja bau. Timbul sebuah pertanyaan
“apa yang membuat WC ini menyeramkan dan horor? Sehingga bau-bau tidak bisa
hilang”.
Akhirnya
aku membuat alasan untuk menghindar dari bau itu “kami haus bu!”
Ibu Mende marah
“kamu Selamet! Bodoh, malas lagi! Mau ibu laporkan ke Pak SL?”
Akhirnya,
kami berusaha dengan sungguh-sungguh membersihkan WC tersebut daripada dilaporkan kepada Pak
SL. Setelah selesai membersihkannya, kami masuk ke dalam ruangan kelas dan
belajar.
Komentar
Posting Komentar