KOMPETENSI GURU DAN MICROTEACHING
Bab I :
Kompetensi Guru
1.
Pengertian kompetensi :
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Memiliki kemampuan.
2.
Kompetensi pedagogik : mampu
menyusun RPP.
3.
Kompetensi kepribadian :
kemampuan personal yang mencerminkan kedewasaan, arif dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
4.
Kompetensi sosial : kemampuan
guru sebagai makhluk sosial dalam berhubungan dengan orang lain, yang
diharapkan mampu bekerja sama, mempunyai kesantunan perilaku, mampu
berkomunikasi dan mempunyai empati terhadap orang lain.
5.
Kompetensi profesional :
kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kemampuan
untuk menguasai landasan pendidikan, pemahaman dalam bidang psikologi
pendidikan, pengusaaan materi pelajaran, kemampuan merancang dan memanfaatkan
berbagai media dan sumber belajar, kemampuan menyusun program pembelajaran,
kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan
kinerja.
Bab II
: Konsep Dasar Pengajaran Mikro
1.
Pengertian : salah satu
kegiatan mengajar yang segala komponennya dikecilkan atau disederhanakan. Usaha
pembelajaran dalam bidang praktek kependidikan bagi calon guru dan membekali
calon guru dengan beberapa keterampilan mengajar dengan tujuan agar calon guru
dapat tumbuh dan berkembang menjadi guru yang profesional.
2.
Asumsi yang mendasari
pengajaran mikro : menguasai lebih dahulu komponen kegiatan mengajar,
menyederhanakan situasi untuk membina keterampilan, menyederhanakan situasi
latihan untuk observasi.
3.
Tujuan pengajaran mikro :
menganalisis tingkah laku mengajar kawan-kawannya dan dirinya sendiri,
melaksanakan keterampilan khusus dalam mengajar, mempraktekkan berbagai teknik
mengajar, mewujudkan situasi belajar yang efektif, produktif dan efisien,
bersikap profesional keguruan, memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu
singkat, menanamkan rasa percaya diri, mengembangkan sikap kritis mahasiswa,
menyiapkan bekal mahasiswa, mengenal kelemahan-kelemahan dalam mengajar.
4.
Prosedur pengajaran mikro :
pengenalan pengajaran mikro, penyajian model dan diskusi, perencanaan, praktek,
diskusi umpan balik, persiapan ulang, praktek ulang, diskusi umpan balik.
Bab III
: Kedudukan Pengajaran Mikro dan Supervisor dalam Ruang Lingkup Program
Pengalaman Lapangan.
1.
Kedudukan pengajaran mikro
dalam PPL : observasi kegiatan proses belajar mengajar dalam
kelas-mikroteaching-praktek mengajar real. Peran supervisor membantu calon guru
untuk mencapai tujuan latihan, mengadakan evaluasi tentang efisien dan
efektivitas dari program latihan secara keseluruhan. Misalnya; pemilihan model
pengajaran yang tepat, mengarahkan dalam diskusi, membantu calon guru dalam
menyusun rencana atau persiapan mengajar,
2.
Mencari sistem pemerintahan
Bab IV
: Jenis-Jenis Keterampilan Mengajar
1.
Keterampilan bertanya : setiap
pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Peserta didik
dilibatkan secara proaktif di dalam kegiatan tersebut. Seperti yang dikatakan
John Dewey “berpikir itu adalah bertanya”. Pertanyaan dapat mencapai beberapa
tujuan sebagai berikut; membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap
suatu pokok bahasan, mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menghambat siswa
belajar, mengembangkan CBSA, memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengasimilasi informasi, mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam
memecahkan suatu masalah, meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
2.
Keterampilan memberi penguatan
: mengarahkan cara berpikir ke tingkat yang lebih tinggi.
3.
Keterampilan mengadakan variasi
: berkembangnya bakat, motivasi dan rasa ingin tahu siswa tentang hal-hal baru, membentuk dan mengembangkan
sikap positif siswa terhadap guru.
4.
Keterampilan menjelaskan :
usaha membuat sesuatu gambaran tentang suatu keadaan atau konsep dan
hubungannya dengan sebab-sebab mengapa keadaan itu terjadi. Keterampilan
menjelaskan untuk melibatkan murid untuk berpikir memecahkan masalah-masalah
atau pertanyaan, membimbing murid menghayati dan mendapatkan proses penalaran.
Komponen-komponen keterampilan menjelaskan; merencanakan dan menganalisis,
menyajikan (kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan,
penggunaan balikan).
5.
Keterampilan membuka dan
menutup pelajaran : membuka pelajaran daapt diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan guru dalam usahanya menciptakan suasana belajar agar mental dan
perhatian murid terpusat pada apa yang dipelajari selama PBM berlangsung.
Menutup pelajaran sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
kegiatan belajar dengan maksud memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari murid, mengetahui tingkat keberhasilan dan pencapaian murid
dalam PBM.
6.
Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil : diskusi kelompok sebagai suatu proses percakapan atau
pembicaraan yang teratur dan sistematis, interaksi yang saling beradu dan
saling mendengar serta berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Diskusi
kelompok kecil tersebut bertujuan untuk pemusatan perhatian murid, memperjelas
pendapat, menganalisis pandangan murid, menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
7.
Keterampilan mengelola kelas :
kegiatan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang memungkinkan
terjadinya pengelolaan pengajaran secara optimal. Pengelolaan kelas meliputi
usaha menghentikan tingkah laku murid yang menyelewengkan perhatian kelas atau
menerapkan norma kelompok yang produktif. Mengacu pada pembinaan hubungan
interpersonal yang harmonis antara guru dengan murid, murid dengan murid.
Pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas; pendekatan modifikasi perilaku,
pendekatan iklim sosio emosional, dan pendekatan proses kelompok..
8.
Keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan : pengajaran yang memungkinkan guru menghadapi banyak
murid secara berkelompok tanpa mengesampingkan seseorang atau sekelompok murid
dari perhatiannya. Peran guru; sebagai organisator kegiatan belajar-mengajar,
sebagai narasumber bagi murid, sebagai motivator, sebagai fasilitator, sebagai
konselor, sebagai partisipan
KETERAMPILAN BERTANYA
Ada yang mengatakan bahwa
“berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang
meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi
bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik
dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa,
yaitu:
- Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar,
- Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadai atau dibicarakan,
- Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya,
- Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik,
- Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Keterampilan dan kelancaran
bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan,
baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.
a. Dasar-dasar
pertanyaan yang baik
- Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
- Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
- Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
- Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan
- Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
- Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya
- Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
b. Jenis-jenis
pertanyaan yang baik
- Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1) Pertanyaan permintaan (compliance
question),
2) Pertanyaan retoris (rhetorical question)
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4) Pertanyaan menggali (probing question).
2) Pertanyaan retoris (rhetorical question)
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4) Pertanyaan menggali (probing question).
- Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
1) Pertanyaan pengetahuan (recall
question atau knowlagde question),
2) Pertanyaan pemahaman (conprehention question),
3) Pertanyaan penerapan (application question),
4) Pertanyaan sintetis (synthesis question), dan
5) Pertanyaan evaluasi (evaluation question).
2) Pertanyaan pemahaman (conprehention question),
3) Pertanyaan penerapan (application question),
4) Pertanyaan sintetis (synthesis question), dan
5) Pertanyaan evaluasi (evaluation question).
c. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
- Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
- Kebiasaan yang perlu dihindari. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Guru harus menghindari kebiasaan seperti :
1) Menjawab pertanyaan sendiri,
2) Mengulang jawaban siswa,
3) Mengulang pertanyaan sendiri,
4) Mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
6) Mengajukan pertanyaan ganda.
2) Mengulang jawaban siswa,
3) Mengulang pertanyaan sendiri,
4) Mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
6) Mengajukan pertanyaan ganda.
Keterampilan bertanya di bedakan
atas :
- Keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
- Keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
2. KETERAMPILAN
MEMPEBERIKAN PENGUATAN
Penguatan (reinforcement)
adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi
si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan
juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
a). Tujuan Pemberian
Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh
yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai
berikut: (a). Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. (b)
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. (c). Meningkatkan kegiatan
belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
b). Jenis-jenis
Penguatan
- Penguatan verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
- Penguatan non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh (partial).
c). Prinsip Penggunaan
Penguatan
Penggunaan penguatan secara
efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan keantusiasan,
kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
3. KETERAMPILAN
MENGADAKAN VARIASI
Variasi stimulus adalah suatu
kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan
untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
a. Tujuan dan Manfaat
- Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.
- Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
- Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
- Guna member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
b. Prinsip Penggunaan
- Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
- Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
- Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
c. Komponen-komponen
Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar
mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
- Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
- Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
- Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni komunikasi sebagai aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
4. KETERAMPILAN
MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian
informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan Memberikan
Penjelasan
- Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
- Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
- Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
- Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
b. Komponen-komponen
keterampilan menjelaskan
Secara garis besar
komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :
(1). Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah
secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang
dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. (2). Penyajian suatu penjelasan,
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5. KETERAMPILAN MEMBUKA
DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran (set
induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan
menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup
pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Komponen keterampilan membuka
pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi
acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara
materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah
dikuasai siswa. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau
kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan, dan mengevaluasi.
6. KETERAMPILAN
MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok adalah suatu
proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka
yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan,
atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan
siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses
yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya
keterampilan berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan
membimbing diskusi
1.
memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic
diskusi
2.
memperluas masalah atau urutan pendapat
3.
menganalisis pandangan siswa
4.
meningkatkan urunan pikir siswa
5.
menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6.
menutup diskusi
7. KETERAMPILAN
MENGELOLA KELAS
Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian
tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi
ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok
yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang
optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran
serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan
komponen-komponen keterampilan, antara lain:
- Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, member perhatian, memusatkan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur dan member penguatan.
- Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
Dalam usaha mengelola kelas
secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh guru, yaitu
sebagai berikut: (1) campur tangan yang berlebihan (teachers instruction).
(2). kesenyapan (fade away) (3). ketidaktepatan memulai dan
mengakhiri kegiatan (stop and stars) (4). penyimpangan (digression)
(5). bertele-tele (overdwelling)
8. KETERAMPILAN MENGAJAR
KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Secara fisik bentuk pengajaran
ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok
kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa
dengan siswa.
Komponen keterampilan yang
digunakan adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi,
keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan
keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk
mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar.
Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan,
diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan
komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian
secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya
pola observasi yang sistematis dan objektif.
Bab V :
Contoh Penerapan Keterampilan Mengajar dalam Pengajaran Mikro
1.
Petunjuk umum : agar dapat
melaksanakan kegiatan secara efektif seperti apa yang dituntut dalam praktek.
Sebelumnya diharapkan mengetahui dasar teorinya.
2.
Tujuan : memahami akan
tugasnya, lancar dalam mengemukakannya, mengetahui teknik penggunaannya serta
mahir menerapkannya.
3.
pelaksanaan
Komentar
Posting Komentar